Beranda | Artikel
Ruqyah dan Doa Menjenguk Orang Sakit
Selasa, 16 Maret 2021

Bersama Pemateri :
Ustadz Mubarak Bamualim

Ruqyah dan Doa Menjenguk Orang Sakit adalah bagian dari ceramah agama dan kajian Islam ilmiah dengan pembahasan kitab Riyadhus Shalihin Min Kalam Sayyid Al-Mursalin. Pembahasan ini disampaikan oleh Ustadz Mubarak Bamualim, Lc., M.H.I. pada Selasa, 2 Sya’ban 1442 H / 16 Maret 2021 M.

Ceramah Agama Islam Tentang Ruqyah dan Doa Menjenguk Orang Sakit

Pembahasan kita Insya Allah masih pada bab tentang bacaan-bacaan yang berkaitan dengan meruqyah orang yang sedang sakit, atau meruqyah diri kita sendiri, atau ucapan-ucapan ketika kita menjenguk orang yang sakit.

Hadits terakhir yang kita bahas pada pertemuan yang lalu yaitu hadits Abu ‘Abdillah ‘Utsman bin Abil ‘Ash Radhiyallahu ‘Anhu ketika beliau mengeluh sesuatu yang sakit pada bagian tubuhnya. Beliau datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kemudian beliau menyampaikan tentang sesuatu yang beliau rasakan pada bagian tubuh beliau. Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ضَعْ يَدَكَ علَى الذي تَأَلَّمَ مِن جَسَدِكَ

“Letakkanlah tanganmu pada bagian yang terasa sakit dari tubuhmu.”

وَقُلْ باسْمِ اللهِ ثَلَاثًا

“Dan ucapkanlah: ‘Bismillah, Bismillah, Bismillah.”

وَقُلْ سَبْعَ مَرَّاتٍ: أَعُوذُ بِعِزَّةِ اللَّهِ وَقُدْرَتِهِ مِنْ شَرِّ مَا أَجِدُ وَأُحَاذِرُ

“Lalu ucapkanlah sebanyak tujuh kali: ‘A’udzu bi ‘zzatillahi wa qudrotihi min syarri maa ajidu wa uhaadzir (aku berlindung dengan keperkasaan Allah dan dengan kekuasaanNya dari keburukan sesuatu yang aku rasakan dan sesuatu yang aku khawatirkan)(HR. Muslim)

Melakukan sebab

Ketika seseorang merasa sakit atau ingin sesuatu, maka kita diperintahkan untuk melakukan sebab-sebab yang dibolehkan oleh syariat Allah dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Adapun cara-cara syirik yang tidak diajarkan oleh Islam dalam kita mengambil sebab, maka ini tidak dibolehkan.

Salah satu sebab yang dibolehkan adalah dengan ruqyah syar’iyyah seperti yang disebutkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang hal ini bisa dilakukan oleh setiap orang.

Ini salah satu cara dalam kita meruqyah diri kita dengan memohon perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari hal-hal yang kita khawatirkan, dari hal-hal yang kita takuti. Karena yang namanya manusia ada perasaan takut/khawatir ketika dia merasakan sakit atau yang lainnya, maka kita diperintahkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan diajarkan oleh beliau untuk segera menggantungkan diri kita kepada Allah Ta’ala.

Doa menjenguk orang sakit

Dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhu, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda:

مَنْ عَادَ مَرِيضًا لَمْ يَحْضُرْهُ أجَلُهُ، فقالَ عِنْدَهُ سَبْعَ مَرَّاتٍ

“Barangsiapa yang dia menjenguk seorang yang sedang sakit ringan yang kira-kira tidak menyebabkan kematiannya, orang yang menjenguk membaca 7 kali:

أسْأَلُ اللهَ العَظيمَ، رَبَّ العَرْشِ العَظيمِ، أَنْ يَشْفِيَكَ

“Aku memohon kepada Allah Yang Maha Agung, dia adalah Rabb yang memiliki ‘Arsy (singgah sana) yang agung, aku memohon agar Dia menyembuhkanmu (kalau wanita kita sebut أَنْ يَشْفِيَكِ).”

Orang yang mengucapkan bacaan ini sebanyak tujuh kali ketika datang menjenguk orang sakit, kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

إِلاَّ عَافَاهُ اللهُ مِنْ ذَلِكَ المَرَضِ

“Maka Allah akan menyembuhkannya dari penyakit tersebut.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, Hakim)

Ini adalah salah satu bacaan ketika kita menjenguk orang yang sakit. Jika memang belum ajalnya, lalu kita membaca doa ini, maka Allah akan menyembukan orang tersebut. Tetapi kalau orang ini sakitnya memang sudah merupakan sakit yang terakhir, artinya yang mana dengan sakit itu dia meninggal, maka tidak ada yang bisa menyembuhkan. Sebagaimana Allah Ta’ala berfirman:

إِذَا جَاءَ أَجَلُهُمْ فَلَا يَسْتَأْخِرُونَ سَاعَةً ۖ وَلَا يَسْتَقْدِمُونَ

Apabila telah datang ajal mereka, maka tidak akan bisa dilambatkan atau dimajukan.” (QS. Yunus[10]: 49)

Sama halnya dengan perkataan seorang penyair:

وإذا المنية أنشبت أظفارها ألفيت كل تميمة لا تنفع

“Dan apabila kematian sudah akan menancap orang yang sakit, maka engkau akan jumpai bahwa semua obat/upaya tidak ada gunanya.”

Kasih sayang seorang mukmin

Hadits ini menjelaskan kepada kita tentang bagaimana Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menunjukkan dan mengajarkan kepada kita sebagai umat beliau untuk saling mengasihi satu dengan yang lainnya, saling menyayangi satu dengan yang lainnya, saling mendoakan satu dengan yang lainnya. Sehingga apabila ada saudara kita yang sakit, kita ingin supaya dia disembuhkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Walaupun semua ketentuan kembali kepada Allah ‘Azza wa Jalla, tetapi seorang mukmin mendoakan saudaranya.

Kesembuhan di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala

Sering saya katakan bahwa dokter, obat, tabib, itu hanya perantara/sebab bagi kesembuhan seseorang. Adapun hakikat yang menyembuhkan adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana perkataan Khalilurrahman Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam, beliau menyebutkan dalam Al-Qur’anul Karim:

وَإِذَا مَرِضْتُ فَهُوَ يَشْفِينِ

Apabila aku sakit, maka Dia-lah Allah yang menyembuhkan.” (QS. Asy-Syu’ara[26]: 80)

Terkadang ada orang yang menurut dokter/medis bahwa seseorang tidak akan panjang umurnya, tetapi kalau Allah menghendaki yang lain, maka Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Sebaliknya, terkadang ada orang yang sakitnya ringan, tapi kalau memang ajalnya, maka dia pun meninggal.

Maka dari itu hendaknya kebergantungan kepada Allah harus kita tanamkan dalam diri. Sebagai orang-orang yang mentauhidkan Allah ‘Azza wa Jalla. Mari kita bergantung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam segala hal. Dalam keadaan lapang atau sempit, senang atau susah, kita harus selalu bergantung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kita yakin betul bahwa dibalik ketetapan Allah, pasti ada kebaikan yang Allah berikan kepada kita.

Jangan banyak mengeluh kepada manusia, tidak ada gunanya. Mengadulah kepada Allah Ta’ala, kemudian lakukanlah sebab-sebab untuk sembuh.

Allah Dzat yang Maha Mendengar, Maha Melihat hamba-hambaNya, Dia mengetahui keadaan hamba-hambaNya, apa yang mereka inginkan, apa yang mereka sembunyikan, apa yang mereka tampakkan, Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Mengetahui.

Maka penggaduan yang hakiki dan paling benar adalah hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan Allah dan kekuasaanNya mampu berbuat apa yang Allah kehendaki. Ini yang harus kita tanamkan dalam aqidah kita.

Sakit merupakan peringatan

Ketika seorang sakit, ada peringatan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala agar dia kembali dan bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan memperbaiki dirinya, memperbaiki amal ibadahnya. Sehingga dengan peringatan itu maka seseorang akan menyadari.

Terkadang manusia lupa/lalai, bergelimang dalam dunia sehingga lupa kepada Allah Ta’ala. Maka Allah memberi ujian supaya manusia kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Adab menjenguk orang sakit

Di antara adab ketika kita menjenguk orang sakit adalah Allah mendoakan dan menghibur orang yang sedang sakit. Jangan menambah beban pikirannya. Karena memang kadang-kadang ada orang yang menjenguk orang sakit itu malah menakut-nakuti orang yang sakit itu, atau menceritakan kepada orang yang sedang sakit itu sesuatu yang menakutkan. Sehingga orang itu bukan semangat untuk mengupayakan kesembuhan, tapi justru sebaliknya akan mematikan semangat orang tersebut. Akhirnya orang itu putus asa.

Maka di dalam menjenguk orang sakit itu ada adab-adabnya. Seyogyanya seorang mukmin untuk selalu menjaga adab-adab tersebut.

Simak faedah-faedah lain yang terdapat dalam hadits yang agung ini. Mari download dan simak mp3 kajian kajiannya.

Download MP3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/49951-ruqyah-dan-doa-menjenguk-orang-sakit/